THE REAL ANGEL CHAPTER 8
Chapter 8
“Truth or Dare”
Hujan
menetes membasahi bumi dengan derasnya.
Membuat
Kota Seoul semakin dingin
Aku
terduduk diam di kelas, berusaha menerima semua pelajaran yang guru berikan
Tapi
aku belum bisa berkonsentrasi secara penuh, aku masih belum bisa menenangkan
diriku sendiri
Air
mataku masih tertahan di ujung mata
Bibirku
masih bergetar menahan tangis
Plester
luka masih menempel di dahiku, meskipun aku sudah tidak merasa sakit sama
sekali…
Seperti
inilah aku…
Semakin
menyedihkan!
“Nara kau tidak apa-apa
kan?”
Aku hanya mengangguk
mendengar pertanyaan Yuri.
“Jika kau merasa sakit,
aku akan mengantarmu ke UKS” ujarnya
“aku baik-baik saja Yuriya”
jawabku
Akhirnya bel tanda
pelajaran berakhirpun berbunyi
Jimin datang
menghampiri aku dan Yuri
“Nara apa kau baik-baik
saja? Dari tadi aku melihatmu murung” Tanya Jimin dengan nada cemas
“aku tidak apa-apa…kau
tidak perlu mengkhawatirkanku” jawabku
Yuri menggandengku
menuju keluar kelas.
Jimin mengikuti kami
dari belakang.
Aku tahu Yuri dan Jimin
pasti sangat cemas melihat kondisi ku sekarang
Tapi Sungguh, fisikku
sangat kuat untuk menahan rasa sakit… Tapi batinku terasa sangat lemah
menghadapi kenyataan ini.
Ketika aku berjalan
keluar kelas. Tiba-tiba saja…
Trak!!!!
Kepala ku terasa
dingin…
Ternyata sebutir telur
dilemparkan ke arahku dan tepat mengenai kepalaku…
“Ini adalah balasan
untuk seorang pembunuh sepertimu!!!!” teriak seorang juniorku
Kemudian
Trak!!!
Lagi… sebutir telur
mengenai kepalaku
“Kau yang telah membuat
Kyungri mati sia-sia!!!” teriak junior yang lain.
“Yak!!!” bentak Yuri
“Apa yang kalian
katakan hah???!!!! Beraninya kalian berkata seperti itu!!!” Bentak Jimin sambil
menggandeng tanganku
“Dia memang pembunuh!!!
Kenapa kau masih membelanya?!!” teriak junior lain.
Setidaknya ada 10 orang
lebih junior wanita di hadapan kami
“Atas dasar apa kalian
menganggap Nara adalah pembunuh???!!!” Tanya Jimin tegas
Semua junior itu hanya
terdiam
“Apa kalian tidak malu
kepada diri kalian sendiri?!! Apa Kyungri akan senang melihat kalian
memperlakukan Nara seperti ini hah???!!!” Jimin kini mulai emosi
Lagi-lagi tidak ada
satupun junior yang menjawab pertanyaan Jimn. Mereka semua hanya tertunduk
“Sekarang aku minta
kalian pergi dari sini!!! Pergi!!!” Jimin berteriak kasar
Semua junior tadi pun
pergi.
“Nara apa kau tidak
apa-apa?” Tanya Jimin khawatir
“untuk apa kau
membelaku Jimin? Aku memang pantas mendapat ini semua! Aku memang yang
menyebabkan Kyungri pergi… Jadi aku patut dipanggil seorang pembunuh…” air
mataku mulai menetes seiring jawabanku itu
Jimin memegang kedua
pipiku dengan tangannya
“kau bukan pembunuh…Kyungri
pergi…karena Tuhan terlalu menyayanginya, kau ingat perkataan kedua orang tua Kyungri
bukan?” ujar Jimin
Aku hanya bisa menangis
mendengar perkataan Jimin. Yuri memelukku dengan erat dan mencoba
menenangkanku.
Lalu kami bergegas
pulang.
…
Sesampainya dirumah…
Unnieku terkejut
melihat kondisi ku. Karena aku tidak ingin membuatnya khawatir, jadi aku
menjelaskan apa yang telah terjadi kepada Unnieku.
…
Malam mulai datang…
Aku terduduk di depan
televisi, mencoba untuk sejenak menghibur diriku.
Tiba-tiba handphoneku
bergetar…
Junsu Oppa?
Dia mengirimiku pesan
Naraya… aku berada di
depan rumahmu, bisakah kau keluar?
Aku sedikit terkejut.
Lalu aku pun keluar dan memastikan pesannya.
Ternyata benar…
Junsu Oppa berdiri di
dekat mobilnya,
Melihatku ia langsung
melambaikan tangannya…
Tanpa berfikir panjang
aku langsung memintanya masuk rumah.
Iya, aku sudah
mengatakan kepada Unnie bahwa aku dan Jimin telah berpisah, jadi Unnie tidak
akan terlalu heran jika aku membawa pria selain Jimin bukan?
Aku dan Junsu langsung
duduk diruang tamu.
“Woow…siapa ini?”
tiba-tiba Unnie datang menemui kami
“Unnie perkenalkan… ini
Junsu Oppa, dia…dia…”
“aku sahabatnya Nara” Junsu
Oppa memotong ucapanku
“ooh… kau sangat tampan
dan manis, kau mau minum apa?” Tanya Unnie
“tidak usah Unnie…lagi
pula aku tidak akan berlama-lama ko” jawab Junsu
“baiklah… kalau begitu
aku tinggal dulu ya” ujar Unnie seraya meninggalkan kami berdua
“kau tidak apa-apa?” tanya
Junsu serius
“aku tidak apa-apa”
jawabku
“aku sudah mendengar
berita tentang Kyungri, kau yakin sudah tidak apa-apa?” Tanya Junsu
Aku tersenyum pada Junsu
Oppa
“ku harap kau bisa
tegar menerima ini… ku yakin kau kuat” ujarnya
“Terimakasih Oppa”
“ini aku bawakan
oleh-oleh dari liburanku” Junsu Oppa memberiku beberapa tas belanja
“kau tidak usah
memberikan apa-apa kepadaku” ujarku
“terimalah… ku mohon…”
pintanya
“baiklah aku terima
ini…” jawabku
“terima kasih telah mau
menerima ini”
Setelah berbincang
sebentar. Akhirnya Junsu Oppa memutuskan untuk pamitan.
…
Setelah
Junsu Oppa pergi aku jadi teringat ketika ia mengungkapkan perasaannya padaku.
Kini aku tidak lagi
menjadi kekasih Jimin… apa aku harus menerima cinta Junsu Oppa?
Aku teringat Kyungri…
Aku menolak Kyungri…
Dan sekarang aku
menyesal kehilangan Kyungri…
Aku tidak ingin
menyesal untuk kedua kalinya…
Apakah aku benar-benar
harus menerima Junsu Oppa menjadi kekasihku?
Pada kenyataannya aku
tidak mau membohongi perasaanku sendiri
Aku memang menyukai Junsu
Oppa
Tapi kenapa aku masih
ragu?
…
Hari ini terasa lebih
hangat.
Mentari bersinar dengan
cerahnya.
Hari ini aku sudah
memutuskan untuk menerima Junsu Oppa menjadi kekasihku.
Aku telah membuat janji
untuk bertemu jam 2 siang ini setelah
pulang sekolah di taman dekat sekolah.
Tekadku sudah bulat.
Aku tidak ingin
mengecewakan Junsu Oppa
Aku tidak ingin ia
menjadi sama dengan Kyungri
…
Bel tanda pulang
sekolah akhirnya berbunyi…
Sebenarnya aku masih
gugup dan sedikit ragu.
Aku masih terduduk di
bangku ku.
Jimin tiba-tiba
menghampiriku
“kau kenapa? Seperti
orang yang sedang bingung”
“Jimin aku bingung”
Apa aku harus cerita
pada Jimin?
Iya?
Atau jangan?
Jika aku cerita apa Jimin
akan sakit hati?
“oiya aku penasaran
tentang hubunganmu dengan Junsu sunbaenim!” ujar Jimin. Sontak akupun terkejut
mendengar perkataanya
“hah?! Bagaimana…
bagaimana kau tahu?” tanyaku heran
“maaf… waktu itu karena
aku penasaran jadi aku mendengarkan percakapan antara kau dan SooJung. Maaf aku
sudah lancang hehe” ujarnya terkekeh
“yak!!!” bentakku
“aku kan sudah minta
maaf… jadi bagaimana? Apa kau sudah berpacaran dengan Junsu?” Tanya Jimin
Baiklah… karena Jimin
sudah tahu, jadi aku akan menceritakannya
“apa kau tidak marah
jika aku berpacaran dengan Junsu Oppa?” tanyaku ragu
“aku tentu akan cemburu
dan marah… tapi tenang saja, aku akan merasa bahagia dan senang melihat orang
yang aku cintai bahagia bersama orang yang ia cintai”
Mendengar jawaban Jimin
aku tertegun dan merasa bersalah pada Jimin
“jangan merasa
bersalah” ujar Jimin
Kenapa ia begitu tahu
isi hatikku?
“berpacaranlah dengan Junsu…
Jika itu membuatmu bahagia, pasti aku juga akan ikut bahagia” ujarnya
“apa benar? Kau akan
bahagia bahkan melihat aku bersama Junsu?” tanyaku
“tentu…aku akan sangat
bahagia” jawab Jimin dengan senyum manis nya
Aku langsung memeluknya
dengan erat
“Yak… aku bukan
kekasihmu…jadi kau seharusnya tidak memelukku seperti ini” ujarnya canggung
“diam…” ujarku
…
(Play: Butterfly by Jessica and Krystal)
Jam
3 siang… aku tahu aku sudah telat satu jam dari janjiku pada Junsu Oppa.
Aku masih
terengah-engah sesampainya di taman karena aku harus berlari dari sekolah.
Tapi ku lihat Junsu Oppa
tidak ada disana
Aku bingung, padahal
ini sudah jam 3… apa ia pulang karena terlalu lama menungguku?
Haaah… bodohnya aku…
Ia pasti sudah pulang…
Tiba-tiba saja
seseorang menutup mataku dengan tangan dari belakang yang membuatku sedikit
terkejut
“coba tebak siapa aku?”
Dari suaranya aku sudah
tahu itu adalah Junsu Oppa.
“Oppa kau membuatku
kaget” jawabku
Lalu ia melepaskan
tangannya dari mataku dan tersenyum kepadaku
“kenapa kau terlambat?”
tanyanya
“maaf yah… aku tadi ada
keperluan mendadak, apa kau marah?”
“ya…aku sangat marah”
jawab Junsu Oppa sambil mengkerucutkan bibirnya
Itu membuatnya terlihat
sangat imut
“kenapa kau imut sekali
saat marah?” tanyaku sambil tertawa
“apa?” Tanya Junsu yang
diikuti tawa juga
“kalau kau marahnya
seperti itu… pasti aku akan membuatmu selalu marah” ujarku
“apa kau sedang
mengejekku?” tanyanya terkekeh
“ayo kita duduk disana”
ajakku sambil menunjuk salah satu bangku taman yang ada tak jauh dari kami
berdua
Kami pun duduk di
bangku taman berwarna coklat itu.
“ada apa kau mengajakku
bertemu disini?” Tanya Junsu Oppa dengan nada serius
“aku ingin mengatakan
sesuatu kepadamu…” jawabku
“apa itu?” Tanya Junsu Oppa
serius
“aku…aku…aku
menyukaimu”
Junsu Oppa terlihat
sedikit kaget dengan ucapanku.
Tapi kemudian dia
tersenyum begitu lebar…
“apa itu artinya kita
sudah resmi menjadi kekasih?” Tanyanya begitu antusias
Aku hanya menangguk
malu dan mencoba untuk menyembunyikan kebahagiaanku saat itu.
“Yeah!!! Terima kasih Nara…
terima kasih banyak” ujarnya sambil menggenggam tanganku
“terimakasih untuk
apa?” tanyaku
“terima kasih… terima
kasih karena telah mau menjadi kekasihku” jawabnya
Belum sempat aku
berkata-kata
Junsu Oppa langsung
menarik tanganku dan berlari menuju mobil.
Ternyata Junsu langsung
menjadikan hari itu menjadi hari pertama kami kencan berdua.
Dia mengajakku ke 45 street…
Kami menghabiskan waktu
berdua selayaknya pasangan pada umumnya…
Berkeliling mall…
nonton film… membeli ice cream… berfoto…
Itu adalah hari yang
sangat membuatku bahagia!!!
…
Seminggu telah berlalu…
Aku menjalani
hari-hariku penuh kebahagiaan bersama Junsu Oppa.
Walaupun kami tidak
pernah berkencan lagi berdua setelah hari itu.
Tapi cukup dengan
telpon dari Junsu Oppa itu sudah membuatku sangat bahagia
Ia memang sering
menelpon atau mengirimiku pesan.
Itu cukup untukku…
cukup untuk membuatku sangat bahagia…
…
Pagi
ini aku mengawali hari dengan semangat baru…
Cuaca dingin tidak
mematahkan semangatku hari ini.
Semilir angin berhembus
kencang mencoba memasuki ruang kelas namun terhalang oleh dinding yang kokoh.
“yak… bagaimana dengan Junsu
Oppa?” Tanya Yuri di tengah-tengah penjelasan guru matematika
“sssttt…. Kita kan
sedang belajar” jawabku
“ooo… kalian pasti
sangat serasi yah? Kapan kalian akan berkencan lagi?” tanyanya
“entahlah… “ jawabku
“pasti kau sangat
bahagia menjadi kekasih dari seorang Lee Junsu yang sangat tampan dan pouler di
sekolah kan?” tanyanya
“menurutmu?” tanyaku
seraya menaikan salah satu alisku
“tentu saja….” Jawab Yuri
…
Bel tanda pelajaran
telah usai berbunyi…
Aku merapikan bukuku
dan memasukannya ke dalam tas.
“aku pulang duluan ya…”
ujar Yuri sambil memegang bahuku
“ne” jawabku
Tiba-tiba Jimin datang
menghampiriku
“Naraya… apa kau ada
acara sekarang?” Tanya Jimin padaku
“tidak…aku tidak ada
acara apa-apa, kenapa?”
“apa kau tidak
keberatan untuk menemaniku ke toko buku?”
“toko buku?” tanyaku
“iya…jika kau tidak
bisa tidak apa-apa ko” jawabnya
“ayo kita berangkat
sekarang” ujarku seraya berdiri dan melangkahkan kaki menuju pintu
“Yehet!!!” sepertinya Jimin
sangat senang
…
Sesampainya
di salah satu toko buku aku dan Jimin langsung melihat-lihat dan membaca
beberapa buku di sana…
Sekitar satu jam lebih
kita di sana.
“apa kau sudah mendapat
buku yang kau cari” tanyaku
“belum…” jawab Jimin
lesu
“memangnya kau mencari
buku apa?” tanyaku
“buku tentang seni
music” jawabnya
“apakah buku ini?”
tanyaku sambil menunjukan buku bersampul hijau yang dari tadi aku baca
“yak!!! Pantas saja aku
tidak menemukannya dimana-mana!” jawab Jimin
“Maafkan aku….kenapa
kau tidak bilang sejak awal?”
Kami berdua tertawa
bersama
Sangat lucu bukan? LOL
Kami berdua langsung
menuju kasir untuk membayar buku yang kami beli.
“apa kau lapar?” Tanya Jimin
“ku rasa iya” jawabku
sambil mempoutkan bibir
“baiklah…kalau begitu
kita makan dulu ya, aku tahu sebuah restaurant yang sangat enak di dekat
sini…ayo kita kesana” ajak Jimin
Aku pun langsung
mengiyakan ajakannya.
…
Jimin mengajakku ke
restaurant makanan china.
Jimin memang sangat
tahu bahwa aku sangat menyukai makanan china.
Kami langsung memesan
makanan sesampainya di sana.
“bagaimana? Kau suka
kan tempatnya?” Tanya Jimin dengan senyum manisnya
“tentu…kau kan tahu aku
sangat suka makanan China” jawabku
“apa kau sudah memberi
tahu Junsu sunbaenim bahwa kau sedang jalan bersamaku?” Tanya Jimin
“Belum… tapi aku rasa
lebih baik jika Junsu Oppa tidak tahu kan?” jawabku sambil tertawa
Makanan pun akhirnya
datang, kami langsung menghabiskan makanan itu dengan lahapnya.
Jimin juga sangat menyukai
makanan China.
Setelah selesai makan Jimin
langsung mengajakku pulang.
…
Setelah membayar kami langsung
menuju pintu keluar.
Tapi…
Betapa terkejutnya aku…
Aku tidak percaya apa
yang aku lihat!!!!
Junsu Oppa memasuki
restaurant itu.
Dan…
Menggandeng seorang
wanita dengan mesranya…
Wanita itu…. Wanita itu
adalah…. SooJung!!!
(Play: I love You by Teyeon SNSD)
Sepertinya Junsu dan
SooJung juga sangat terkejut melihat aku dan Jimin yang kini ada dihadapan
mereka.
Tanpa pikir panjang aku
langsung menampar pipi kanan Junsu Oppa.
Junsu Oppa sangat
terlihat kaget.
“Beraninya kalian
mempermainkan aku???!!!” bentakku
Air mata mulai menetes
dari ujung mataku
“mmm….mmm….” sepertinya
Junsu Oppa mencari alasan
“Iya…Kami memang
mempermainkanmu.” pernyataan itu terlontar dari mulut SooJung
“tapi bagaimana
mungkin?” tanyaku dengan air mata terus mengalir
“Maafkan aku Nara…” Junsu
Oppa mulai bicara
“Aku sebenarnya… aku
sangat menyesal… ini semua terjadi begitu saja” lanjutnya
“awalnya Junsu sedang
bermain truth or dare dikelasnya bersama teman-temannya, lalu kau datang
membawa selebaran untuk donasi, disitulah semuanya berawal… karena saat itu
bagian Junsu mendapat tantangan,teman-teman Junsu menantang Junsu untuk
menjadikanmu kekasihnya! Awalnya Junsu menolak, tapi teman-temannya memaksa Junsu.
Akhirnya Junsu pun setuju…Karena Junsu bingung cara mendekatimu, jadi dia
meminta bantuanku. Dia memintaku untuk berpura-pura putus dan memintamu menjadi
kekasih Junsu… dan ternyata kau…”
Plak!!!
Aku menampar SooJung
ketika mendengar penjelasannya itu.
“Maafkan aku Nara… aku
tidak bermaksud…”
“Cukup!!!!” bentakku
memotong perkataan SooJung
“Ini semua sudah cukup…
kalian telah berhasil menjadikan aku domba yang bodoh… aku tahu ini semua
adalah karena kebodohanku… Jadi aku tidak perlu lagi mendengar penjelasan
kalian… Ini semua sudah cukup bagiku”.
aku langsung melangkahkan kaki sambil
menghapus air mata yang tidak bisa tertahankan.
Namun Junsu Oppa
memegang tanganku…
“Dengarkan aku dulu Nara…
aku sangat menyesal” ujar Junsu Oppa
Tiba-tiba saja Jimin
menonjok muka Junsu Oppa…
Sampai-sampai Junsu Oppa
terjatuh dengan sudut bibir sedikit berdarah.
Aku langsung
melanjutkan langkahku keluar dari restaurant itu…
Jimin mengejarku…
Sedangkan Junsu Oppa
dan SooJung hanya terdiam terpaku tanpa kata.
…
Air mataku terus
mengalir…
Aku menangis
sejadi-jadinya…
Aku tahu air mataku
tidak akan terlihat di tengah derasnya hujan…
Hujan membantuku untuk
menyembunyikan air mataku…
Aku hanya berharap
hujan juga mampu menghapus rasa sakit hatiku saat ini.
Di tengah derasnya
hujan aku tetap melanjutkan langkah.
Jimin tetap mengejarku
dari belakang… di tengah derasnya hujan… bahkan ia tidak memikirkan dirinya
sendiri…dasar bodoh!
Kenapa aku bisa sebodoh
ini?
Kenapa aku bisa saja
masuk ke dalam permainan dari SooJung dan Junsu?
Kenapa???
Aku memang bodoh…Aku
memang bodoh…
Apa salahku pada mereka
sehingga mereka bisa tega melakukan ini kepadaku?
Apa salahku???????
“Nara tunggu aku”
teriak Jimin
Aku hanya diam dan
terus melangkahkan kakiku…
“Nara…” Jimin
menggenggam tanganku dan menghentikan langkahku
Lalu Jimin memelukku
dengan erat… di bawah hujan yang semakin deras
“Maafkan aku Nara…
Maafkan aku karena aku membiarkanmu terluka, Maafkan aku karena telah membuatmu
disakiti oleh orang lain…Maafkan aku Nara” Jimin pun ikut meneteskan air
matanya, walaupun itu terlihat samar di bawah derasnya hujan.
Aku hanya diam… Aku
memeluk Jimin dengan erat…
Tangisku semakin lepas
dipelukkan Jimin
“maafkan aku Nara…”
ujar Jimin sambil terus memelukku
“tidak Jimin…kau tidak
salah… ini adalah balasan untukku… untuk seorang yang kejam seperti aku… aku
memang pantas mendapatkan ini…” ucapku
“Tidak Nara… Ini bukan
salahmu, Maafkan aku” ujar Jimin
Kami berpelukan untuk
waktu yang cukup lama…
Ketika hujan berhenti Jimin
langsung membawaku pulang ke rumah.
…
Sesampainya di rumah.
“Yak!!! Kenapa baju
kalian basah semua?” Unnie ku langsung bertanya ketika kami masuk rumah dengan
pakaian yang basah
“Tadi kami kehujanan”
Jawab Jimin
“Yasudah Nara, kau naik
dan langsung ganti bajumu ya…aku tidak mau kau masuk angin nantinya” ujar Unnieku
“kalau begitu aku langsung
pamit ya noona” ujar Jimin
“kau tidak mau mampir
dulu?” Tanya Unnieku pada Jimin
“tidak usah… aku harus
mengganti bajuku, lagi pula sepertinya kalian tidak menyediakan baju pria
kan?hehehe” jawab Jimin
“Baiklah… hati-hati di
jalan”
Jimin langsung keluar
dari rumahku dan pulang.
Aku langsung naik ke
kamar dan mengganti pakaian.
…
Aku
tahu Junsu dan Soojung hanya berniat mengerjaikku
Mereka
tidak bermaksudku merasa sakit hati seperti ini
Aku
harus melupakan kejadian ini…
Aku
tidak boleh larut dalam kesedihan…
Aku
tidak bisa selamanya terpuruk hanya karena permainan ‘truth or dare’ kan?
Aku
harus Bangkit!!!
Aku
harus menjadi Nara yang Kuat!!!
Nara
yang mampu menahan rasa sakit dari masa lalu!
Nara
yang tidak mudah untuk meneteskan air mata!!!
Aku
harus!!!
Tegar!!!
Aku
juga harus memaafkan Junsu dan Soojung
Ini
bukan salah mereka
…
Komentar
Posting Komentar