THE REAL ANGEL CHAPTER 5
Chapter 5
“Surat Kaleng”
Malam
semakin larut. Aku masih berkutat dengan tugas bahasa inggrisku. Sudah lima jam
lebih aku duduk di meja belajarku. Mengerjakan tugas membuat essay sebanyak 7
halaman, dan parahnya…harus ditulis tangan.
Suasana kamar begitu
sepi. Di jam seperti ini, Unnie pasti sudah tertidur lelap di kamarnya.
Biasanya aku menyalakan
music agar suasana tidak se sepi ini, tapi kali ini aku sangat malas untuk
mendengarkan music. Lagipula aku tidak mau Unnie marah-marah karena suara music
dari kamarku.
Tiba-tiba handphone ku
bergetar…
Ada pesan masuk dari
nomor yang tidak ku kenal, aku langsung membuka pesan tersebut…
Apa ini nomor Jung Nara?
Siapa kira-kira ya? Aku
langsung membalasnya karena sangat penasaran
Benar, anda siapa?
Dia membalas dengan
sangat cepat
Coba tebak siapa aku?
Mendapat jawaban seperti
itu aku merasa kesal. Dia pasti hanya orang iseng yang ingin mengerjaiku. Jadi
aku putuskan untuk tidak membalasnya.
Lalu handphone ku
kembali bergetar
Kenapa kau tidak membalasku, apa kau sedang sibuk?
Karena kesal aku langsung
membalasnya
Jika kau hanya ingin mengerjaiku, berhentilah sekarang juga! Atau
kau akan merasakan akibatnya!
Lalu dia kembali
membalas
Maaf jika aku mengganggumu
Kurasa dia memang hanya
ingin mempermainkanku. Jadi aku langsung mematikan handphoneku. Dan melanjutkan
mengerjakan tugas.
…
Pagi
ini kelas terasa sangat dingin...
Ku lihat Jimin datang
mendekatiku. Karena melihat itu, aku berusaha untuk menghindarinya. Aku masih
kesal atas tindakannya waktu itu.
Aku keluar kelas dan melihat
Yuri duduk di salah satu bangku depan kelas. Aku pun menghampirinya.
“Yuri… kau sedang apa?”
Tanya ku
“Nara? Ooh… ini barusan
ada beberapa junior yang menitip ini
padaku.” Kulihat Yuri memberikan sejumlah amplop putih kepadaku
“apa ini?” tanyaku
“entahlah…buka saja”
Aku memutuskan untuk
membukanya di dalam kelas.
Aku membuka amplop itu
satu persatu.
Ternyata… isinya adalah
surat ancaman.
Gila bukan? Aku memang
sudah sering mendapat surat ancaman dari junior-juniorku. Hal itu karena
kedekatanku dengan Kyungri.
Ya… Kyungri adalah
salah satu idola di sekolahku, banyak murid yang tergila-gila padanya.
Aku
juga sebenarnya tidak ingat pasti kapan aku mulai dekat dengannya. Padahal
awalnya aku selalu bersikap dingin di depannya. Tapi entah mengapa Kyungri bisa
membuat sikap dinginku hilang di hadapannya.
Di sekolah ini hanya Yuri,
Jimin dan Kyungri lah yang dekat denganku… semua orang menjauhiku karena mereka
fikir aku adalah wanita yang aneh. Itu bukan masalah bagiku…
Aku terkadang heran
dengan Kyungri, kenapa dia tetap mau mendekatiku meskipun aku selalu dingin
terhadapnya.
Aku menarik nafas
panjang ketika selesai membaca surat-surat ancaman tersebut.
Aku langsung bangun
dari tempat duduk dan membuang surat-surat itu ke tempat sampah.
…
Malam
ini aku sendirian di rumah. Karena bosan, jadi aku memutuskan untuk menonton
drama di televisi. Unnie ku malam ini pergi untuk merayakan ulang tahun Woori Oppa.
Dia tadi mengajakku, tapi aku menolaknya. Untuk apa aku merayakan ulang tahun
pria menyebalkan itu.
Tiba-tiba handphone ku
bergetar
Naraya…
Pesan dari nomor yang
sama seperti orang yang mengirim pesan semalam. Siapa sebenarnya orang jahil
ini? Karena kesal aku mencoba untuk menelponnya. Berulang kali aku mencoba
menelponnya. Tapi sama sekali tidak ada respon. Lalu aku langsung mengiriminya
pesan
Yak!!! Jika
kau berani, angkat telpon ku sekarang juga!
Tiba-tiba handphone ku
berdering… ternyata nomor tadi balik menelponku. Spontan akupun langsung
menjawab telpon itu.
“Yak!!!
Kau siapa?” bentakku ketika mengawali telponku
“hai Nara…”
terdengar suara namja dengan nada rendah
“nuguya?!”
“apa kau
merasa terganggu dengan telpon ku?” Tanya pria itu
“aku akan
menutup telpon jika kau tidak mengungkapkan siapa dirimu!”
“aku… Lee
Junsu”
(Play: Miss Right by BTS)
Seketika
mataku terasa ingin loncat, jantungku terasa lepas dari tubuhku, kakiku lemas
dan tidak mampu menopang badanku sehingga aku terduduk di samping kursi di
ruang tv. Tanganku terus bergetar…
Apa benar?
Apa benar pria yang
sedang menelponku adalah Lee Junsu?
Bagaimana bisa?
“hallo?
Apa kau masih disana?”
Aku masih belum bisa
menjawab pertanyaannya karena masih belum percaya dengan semua ini.
“Nara?”
“ne?”jawabku
dengan nada ragu
“syukurlah
kau masih disana”
“apa kau
benar-benar Lee Junsu senbaenim?” tanyaku untuk meyakinkan
“kau
masih tidak percaya ya?”
Aku hanya terdiam dan
tidak menjawab…
“besok
aku akan menemuimu sepulang sekolah di depan gerbang sekolah, Agar aku bisa
membuktikan bahwa ini benar-benar aku. Bagaimana?”
“baiklah…
sepulang sekolah” jawabku
Dia pun langsung
menutup telpon nya.
Sepanjang malam aku
bahkan tidak bisa tidur. Aku terus bertanya-tanya apakah ia benar-benar Junsu Oppa?
Kalau benar, kenapa Junsu tiba-tiba menghubungiku? Bagaimana jika SooJung tahu?
Hal itulah yang terus berterbangan di
kepalaku.
…
Keesokan
harinya sepulang sekolah, aku berdiri di samping pintu gerbang keluar
sekolahku. Sudah sangat lama aku berdiri menunggu pria yang mengaku Junsu itu.
Padahal bel pulang sudah terdengar dari sejam yang lalu. Apa dia membodohiku?
Benar, sepertinya aku dibodohi. Tapi siapa yang berani membodohiku dengan
mengaku sebagai Lee Junsu?
Aku sudah berniat akan
menyerah menunggu dan melangkahkan kaki menuju rumah.
Tapi tiba-tiba…
Sebuah mobil berhenti
di pinggir jalan, seseorang ada di dalamnya.
Tunggu… itu kan mobil Junsu!!!
Lalu seseorang turun
dari mobil, dan ternyata… benar!!! Itu adalah Junsu Oppa!!!
Junsu semakin mendekat
ke arahku. Membuatku semakin salah tingkah, jantungku terasa berpindah posisi…
darahku sepertinya mendidih… tangan dan kaki ku tidak bisa berhenti gemetar…
apakah ini mimpi?
Lalu Junsu berdiri
persis di depanku
“hai… sekarang kau
percaya?”
“j…jadi benar pria yang
menelponku semalam adalah sunbae?” tanyaku dengan nada sangat gemetar
Dia hanya tersenyum
“tapi bagaimana bisa
kau…” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku. Junsu Oppa langsung memegang
tangaanku dan menariku menuju mobil
“nanti aku jelaskan di
mobil” ujarnya
Junsu langsung membukakan
pintu dan memintaku masuk.
Lalu mobil Junsu mulai
melaju. Aku bingung hendak kemana Junsu membawaku.
“kita mau kemana?”
tanyaku bingung
“aku akan mengantarmu
pulang” jawabnya
“tapi seharusnya kau
tidak usah mengantarku, rumahku sangat dekat”
“kau bilang ingin
mendengarkan penjelasanku, jadi aku akan menjelaskannya sekarang”
Junsu pun menjelaskan
kepadaku kenapa tiba-tiba ia menelponku, dia berkata bahwa dia tertarik untuk
menjadi donator untuk ekskul social. Dia mendapatkan nomorku dari salah satu
teman sekelasku.
Mendengar penjelasan Junsu
Oppa aku jadi merasa sedih sekaligus lega. Aku merasa sedih karena aku kira ia
menghubungiku karena dia menyukaiku, tapi kurasa itu juga hal yang mustahil
bukan?. Dan aku merasa lega karena aku sangat khawatir jika dia menyukaiku, aku
takut SooJung akan marah besar denganku.LOL
Akhirnya mobil Junsu
pun berhenti tepat di depan rumahku
“terimakasih Junsu
sunbaenim…terimakasih banyak ya”
Lalu akupun keluar
mobil.
Tapi Junsu tiba-tiba
keluar mobil menyusulku.
“kau mau apa?” tanyaku
bingung
“aku mau bertemu
kakamu” ujarnya
“eoh?bagaimana kau tahu
kalau aku tinggal bersama kakaku?” tanyaku
“itu…itu aku tahu dari
teman kelasmu”
Teman kelasku?
Seingatku aku tidak punya teman di kelas selain Yuri dan Jimin. Karena bingung,
aku hanya terdiam.
“mmm… tapi kurasa lain
kali saja aku menemui kakamu, kurasa dia juga sedang tidak ada dirumah
sepertinya…jadi aku akan pulang sekarang”
“baiklah, sekali lagi
terimakasih banyak sunbae” ujarku sambil membungkuk
“oiya, sepertinya lebih
enak kalau kau memanggilku Oppa saja”
“baik Junsu Oppa!” aku
tidak percaya ini, aku sekarang benar-benar bisa memeanggilnya Junsu Oppa!!!
Huaaa senangnya hatiku.
Junsu pun langsung
pergi meninggalkan rumahku dengan mobilnya.
Aku tidak bisa
menyembunyikan rasa bahagiaku, aku hanya bisa tersenyum memperhatikan mobil Junsu
Oppa yang terus menjauh.
…
Aku
dan Junsu terus menghubungi satu sama lain. Baik melalui SMS, atau bahkan
menelpon. Awalnya memang membahas donasi untuk korban bencana, tapi setelah itu
kami mulai membicarakan hal-hal lain, seperti hobby, makanan kesukaan, film
favorit, dan lain-lain.
Hal itu terus kami
lakukan setiap harinya. Biasanya Junsu yang lebih dahulu menelpon atau
mengirimiku pesan.
Ini seperti mimpi
bagiku, aku sama sekali tidak pernah membayangkan hal ini bisa terjadi…
Semua ini membuat kami
menjadi semakin dekat, bahkan terkadang Junsu Oppa menjemputku untuk berangkat
bersama ke sekolah.
Entah mengapa aku sama
sekali tidak memfikirkan bagaimana jika SooJung tahu, yang aku fikirkan hanya
rasa bahagia ketika aku dan Junsu Oppa sedang bersama.
…
Hari
ini lagi-lagi aku harus mendapatkan surat kaleng berisi ancaman agar aku
menjauhi Kyungri. Sebenarnya aku sangat bingung, mengapa mereka begitu membenci
pertemananku dengan Kyungri?
Padahal hubunganku dan Kyungri
hanyalah sebatas sunbae (senior) dengan hoobae (junior) nya, ya walaupun memang
ku akui aku dan Kyungri sangat sering terlihat bersama… dikantin, diruang seni,
berangkat sekolah bersama, pulang bersama, terkadang kami belanja di mall
bersama, main bersama.Tapi apakah itu salah?
Tapi aku terus
menyembunyikan mengenai surat kaleng itu dari Kyungri. Jika Kyungri tahu, pasti
dia akan sangat marah dan mencari si pengirim surat kaleng itu.
Aku tidak ingin melihat
Kyungri marah hanya gara-gara ada orang yang mengancamku. Jadi aku merasa lebih
baik jika Kyungri tidak tahu.
…
Setelah
pulang sekolah aku langsung pulang ke rumah.
Ketika sedang
mengerjakan tugas di kamar, aku mendengar bel pintu rumah berbunyi. Aku langsung
menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
Namun, ketika aku
membukakan pintu tidak ada siapapun disana.
Ketika aku melihat ke
bawah, ternyata lagi-lagi ada kotak… kali ini berwarna kuning keemasan dengan
pita merah di atasnya.
Langsung ku ambil kotak
itu dan berlari keluar berusaha untuk mencari si pengirim misterius.
Tapi hasilnya nihil,
yang ku temui hanya bibi tetanggaku…
“bibi…apa kau melihat
seseorang di depan pintu rumahku tadi?” tanyaku kepada bibi itu
“mmm… iya, sepertinya
aku melihatnya, pria dengan seragam sekolah” jawab bibi itu
“ciri-ciri nya seperti
apa bibi?”
“dia sangat tampan,
rambutnya berwarana hitam, matanya sangat indah dengan senyuman manis” paparnya
“baiklah… terimakasih
bibi”
Aku memutuskan untuk
kembali masuk rumah dan langsung ke kamar. Sesampainya di kamar, aku langsung
membuka hadiah itu. Ternyata kali ini isinya adalah jam tangan… dan ada
suratnya juga.
Aku tahu kau tidak terlalu suka mengenakan jam tangan bukan? Tapi
menurutku kau sangat manis ketika mengenakan jam tangan.
Begitulah isi suratnya.
Jam tangan? Aku memang
tidak terlalu suka jam tangan… kapan terakhir aku mengenakannya saja aku lupa.
Kenapa dia memberiku
jam tangan? Apa aku pernah mengenakan jam tangan di depan pria misterius ini?
Aku benar-benar
sangaaaat penasaran siapa pria misterius itu.
Aku langsung menyimapan
jam tangan itu bersama benda pemberian lainnya.
…
Komentar
Posting Komentar