Review Buku “The Urban Design Process” (Hamid Shirvani)



Review Buku “The Urban Design Process” (Hamid Shirvani)


Saat ini masih banyak terjadi kebungungan terkait apa sebenarnya yang termasuk ke dalam elemen untuk urban desain. Hal tersebut bisa terjadi ikarenakan sebagian berfikir bahwa elemen tersebut merupakan komponen atau bahan penyusun sedangkan yang lain berfikir bahwa elemen terssebut merupakan komponen fisiknya. Banyak sekali pendapat yang berbeda mengenai urban desain. Kita harus melihat urban desain sebagai bagian utama dari perencanaan wilayah, akan tetapi tentu saja urban desain bukanlah factor utama dalam sebuah perencanaan.
Kita bisa mengidentifikasi elemen urban desain dengan menemukan bidang utama dari urban desain tersebut. Urban desain merupakan salah satu bagian dari sebuah proses perencanaan yang berhubungan langsung engan kualitas fisik dari suatu lingkungan. Mungkin sebagian besar orang menganggap urban desain merupakan hal yang mudah untuk ditrapkan, akan tetapi pada kondisi eksistingnya, urban desain merupakan hal yang cukup sulit untuk diwujudkan.
Menurut Hamdi Shirvani, ada 8 elemen fisik dalam urban desain, yaitu
1.      Tata Guna Lahan (Land Use)
2.      Tata Bangunan (Building form and massing)
3.      Sirkulasi dan perparkiran (Circulation and parking)
4.      Ruang terbuka (Open space)
5.      Jalur pejalan kaki (pedestrian ways)
6.      Aktivitas Pendukung (Activity support)
7.      Rambu, papan reklame, dll (Signage)
8.      Preservasi dan konservasi (Preservation)
Tata Guna Lahan (Land Use)
Tata guna lahan merupakan focus dari perencanaan fisik secara umum yang sering kita dengar. Sebuah perencanaan tata guna lahan memiliki hubungan dan erat kaitannya dengan perencanaan dan kebijakan yang terdapat pada suatu are yang spesifik. Tata guna lahan juga merupakan sebagai rencana dasr dua dimensi, dimana ruang tiga dimensi terbentuk. Kita tentu saja telah memasuki fase terbaru dalam sebuah perencanaan kota, dimana banyak sekali muncul permasalahan terkait dengan perawatan dan pereajaan infrastruktur sebuah kota. Tata guna lahan berperan penting dalam sebuah perancangan karena dengan merancang tata guna lahan yang baik maka perencanaan suatu kota dapat dikatakan baik pula. Preservasi dai lingkungan alamiah dan perencanaan tata guna lahan dalam factor alamiah dan data ekologi tentu saja mempengaruhi lokasi dan tujuan dari suatu penggunaan lahan. Tata guna lahan dan hubungannnya dengan aktivitas pejalan kaki merupakan factor lain dalam sebuah perancangan kota.

Tata Bangunan (Building form and massing)
Pada era saat ini tentu saja kita sudah menyadari bahwa tata bangunan memberikan efek besar bagi perancangan suatu kota. Sebagai contoh permasalahan yang diakibatkan dari tata bangunan ialah efek rumah kaca. Di satu sisi, bangunan tinggi engan dinding kaca memberikan kesan halus dan elegan pada suatu bangunan di sebuah kota, akan tetapi disisi lain, bangunan tersebut juga memberikan efek negative bukan? Tata bangunan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk fisik bangunan. Seperti : ketentuan ketinggian suatu bangunan, kepejalan atau kepadatan volume bangunan, garis sempadan terhadap suatu bangunan, penutup lahan atau amplop bangunan yang meliputi KLB dan KDB, gaya arsitektur, skala bangunan, bahan pendirian bangunan dan warna dari suatu bangunan.

Sirkulasi dan Perparkiran (Circulation and parking)
Sirkulasi dan perparkiran merupakan hal yang realistis untuk iasumsikan menjadi elemen dari urban desain karena telah menjadi bagian yang melekat dari kehidupan di beberapa Negara misalnya Amerika serikat, hal tersebut juga kemungkinan akan terus berlanjut hingga ke masa mendatang. Bagaimanapun juga, factor lain juga tetap memiliki kontribusi dlam keberlanjutan ini. Elemen perparkiran memiliki dua efek langsung dalam kualitas lingkungan
·         Kelangsungan hidup aktivitas komersil suatu perkotaan
·         Efek visul yang keras dalam kondisi bentuk fisik dan pembangunan kota
Kriteria ideal dari suatu elemen sirkulasi untuk dapat membentuk suatu lingkungan adalah : jalan harus terbuka dan enak dipandang. Jalan tersebut mampu meberikan orientasi yang jelas bagi para pengemudi, serta dapat membuat lingkungan yang dilaluinya dapat mudah dikenali. Adanya kerjasama dari sector umum dan swasta, dalam mencapai tujuan tersebut. Sedangkan masalah perparkiran, memiliki dua pengaruh langsung terhadap aktivitas suatu kota, dan dampak visual terhadap bentuk fisik dan struktur suatu kota.


Ruang Terbuka (Open Space)
Ruang terbuka memiliki perbedaan arti untuk berbeda bidang. Dalam konteks urban desain, open space atau ruang terbuka disini memiliki arti sebagai seluruh bentang alam termasuk jalan, trotoar, jug ataman dan ruang untuk rekreasi dalam suatu lingkungan area perkotaan. Ruang terbuka selalu memiliki esensi tersendiri sebagai elemen dari sebuah perancangan kota, ruang terbuka juga merupakan area krusial atau area yang paling penting dalam pengadaan atau pembentukan suatu kota. Bagaimapun juga, di masa lalu, ruang terbuka selalu dinomor duakan dalam pembangunan maupun perancangan tata bangunan yang telah dibuat. Namun saat ini, Ruang terbuka merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap masyarakat kota untuk beraktivitas. Untuk itu, keberaaan ruang terbuka merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dalam perancangak dan perencanaan suatu kota.

Jalur pejalan kaki (Pedestrian Ways)
Pada awalnya, perencanaan untuk jlur pejalan kaki merupakan suatu hal yang terbilang diabaikan dalam perancangan suatu kota. Jalur pejalan kaki memiliki artian penting dalam elemen perancangan suatu kota, dan jalur pejalan  kaki bukan hanya bagian dari program mempercantik suatu kota. Akan tetapi, jalur pejalan kaki sudah menjadi elemen vital dalam suatu kota.
Elemen jalur pejalan kaki harus berrelasi secara kuat dengan pembangunan lingkungan dan pola aktivitas warga kota, dan juga harus sejalan dengan rencana pembangunan kota dan juga perubahan fisik kota di masa mendatang. Jalur pejalan kaki juga sebagai sarana pendukung kegiatan yang sekaligus dapat menghidupkan ruang-ruang terbuka suatu perkotaan.

Aktivitas Pendukung (Activity Support)
Aktivitas penukung meliputi semua penggunan dan aktivitas yang berlangsung di suatu ruang di dalam suatu kota. Aktivitas pendukung dan juga ruang fisik selalu memiliki hubungan yang saling melengkapi satu sama lain. Bentuk dari suatu kota dan juga karakteristik dari sebuah area akan menghasilkan fungsi yang spesifik ula, termasuk di dalamnya aktivitasnya. Untuk itu, bagaimana kita membangun rancangan suatu urban area atau perkotaan tentu saja mau tidak mau harus memperhatikan aktivitas pendukung yang berkembang di masyarakat.
Aktivitas pendukung bukan hanya termasuk ketentuan mengenai jalur pejalan kaki atau pusat perbelanjaan, akan tetapi termasuk fungsi utama dan elemen yang berguna dalam aktivitas masyarakat kota. Hubungan integrasi dan koordinasi dari pola aktivitas memungkinkan terjadinya program pendukung yang penting dalam sebuah perencanaan kota. Integrasi dari kegiatan indoor dan juga kegiatan outdoor juga sangat penting dalam perencanaan aktivitas pendukung dalam perancangan kota.

Rambu, Papan reklame, dan lain-lain (Signage)
Rambu rambu dan juga papan reklame pada era sekarang ini sudah meningkat menjadi bagian terpenting dalam elemen visual perancangan kota diberbagai Negara bagian dan kota-kota di Amerika, tepatnya sejak meletusnya perang dunia ke II. Dalam pembentukan suatu rancang kota yang baik, papan reklame ataupun rambu-rambu harus memiliki aturan standar yang jelas, hal tersebut dimaksud kan agar meminimalisir efek negative dari keberadaan papan reklame atau rambu-rambu tersebut.
Walaupun pembangunan reklame dan rambu-rambu cukup penting, namun kita harus tetap melihat dari sudut pandang lingkungannya, jadi kita juga harus tetap memperhatikan dari segi lingkungan, bagaimana caranya agar pembangunan reklame atau rambu-rambu tersebut tetap sejalan dengan kelestarian lingkungannya.
Sebagai suatu elemen visual yang merupakan alat bantu untuk berorientasinya masyarakat pemakai ruang kota, perlu diatur agar tercipta keserasian melalui keseimbangan antara kepentingan umum dan privat, dampak visual yang tidak berlebihan, sekaligus mengurangi kesemrawutan dan persaingan dengan rambu-rambu lalu lintas, yang memang sangat diperlukan.

Preservasi dan Koservasi (Preservation)
Preservasi tidak selalu tentang struktur sejarah atau historical dari suatu tempat. Preservasi juga berarti pertimbangan untuk semua struktur eksisting dan tempat secara sementara ataupun permanen. Dalam perancangan kota, preservasi bisa diartikan sebagai perlindungan terhadap lokasi-lokasi disuatu kota dan juga bangunan atau tempat bersejarah di sebuah kota. Beberapa kota didunia telah sukses dalam membentuk program perancangan kota dengan menjadikan satu preservasi lingkungan atau lokasi bersejarah.

Sumber :
Buku “The Urban Design Process” by Hamid Shirvani

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Individu Dalam Organisasi