THE REAL ANGEL CHAPTER 7



Chapter 7

“Ice Princess”

Minggu pagi yang tenang, Manusia memulai harinya dengan hilir mudik di Kota Seoul yang padat…
Semilir angin membelai rambutku. Di bawah langit yang sedikit tertutup awan, aku terduduk diam di sebuah taman…
Aku terdiam dengan penuh penyesalan dan keputus asaan
Aku merasa bingung dengan diriku sendiri.
Mengapa aku bisa menjadi seperti ini?
Hari ini…aku sudah bertekad akan menyudahi hubunganku dengan Jimin, aku tidak mau menyakitinya terlalu dalam… sudah cukup banyak orang yang aku sakiti, aku tidak mau Jimin menjadi korban dari kebohonganku lagi.
Aku harus meminta Jimin menemuiku. Akupun mengirim pesan kepadanya…
Jiminie… apa kau bisa menemuiku jam 5 sore ini?
Dia langsung membalasku
Ada apa? Kau mau mengajaku kencan ya chagiya? ^__^
Aku membalasnya lagi
Temui saja aku… di taman di tepi Sungai han
Dipun membalasku
Baiklah… saranghae Naraya :*
Air mataku tiba-tiba menetes… kenapa aku menangis?
Apa seberat ini kah melepaskan orang yang tidak benar-benar aku sukai?
(Play: Finally now by Sunny SNSD)
Waktu terasa begitu cepat, jam menunjukan pukul 5 sore
Aku sudah berada di taman dekat tepi Sungai Han sejak jam 4 sore…
Aku duduk di salah satu bangku taman disana… taman nya begitu sepi, mungkin ini karena mentari sudah mulai menyembunyikan sinarnya.
Jam 5 tepat…
Jimin belum juga datang… apa dia benar-benar akan datang?
Namun baru saja aku berfikir ia tidak akan datang… Jimin tiba-tiba datang dan mengagetkanku.
“Hai… apa kau sudah menunggu lama?” tanyanya dengan nada ceria
“tidak…” jawabku dengan sedikit senyum
Aku sangat takut… aku takut Jimin akan marah dan membenciku setelah ini. Tapi aku harus bisa menerima resiko itu.
“Kau memang hebat dalam memilih tempat. Tempat ini begitu romantis, sayang sekali aku tidak membawakan bunga untukmu” ujar Jimin sambil tertawa
“Jimin… apa kau bisa mendengarkanku?” Pintaku
“tentu, apa yang ingin kau katakana Nara?”
Melihat wajah Jimin aku sangat takut… aku takut menghilangkan wajah cerianya… aku takut…
Air mataku kembali menetes…

“kau kenapa?” Tanya Jimin, kali ini dengan nada serius
“maafkan aku Jimin…” jawabku sambil terisak dalam tangis
“maaf? Untuk apa?” Tanya Jimin sambil mendekatkan wajahnya ke arahku
“Aku rasa hubungan kita cukup sampai disini…” tangisku semakin menjadi-jadi setelah aku mengatakannya
Tapi aku sama sekali tidak melihat ekspresi kaget dari Jimin… dia bahkan hanya tersenyum melihatku.
Tiba-tiba saja Jimin memelukku…
Membuat air mataku semakin mengalir deras, aku tidak kuasa menahan tangisku dipelukannya…
Ini adalah pertama kali seorang namja (pria) memelukku…
Entah mengapa aku sangat merasa nyaman berada dipelukkan Jimin.
“jadi ini waktunya ya?” Tanya Jimin sambil terus memelukku
“aku sudah tahu hari ini pasti akan terjadi… aku bahkan terkejut hari ini baru muncul setelah setahun lebih kita berpacaran. Aku mengira kau akan memutuskanku di minggu pertama kita jadian. Lucu bukan?” lanjutnya
Jimin lalu melepas pelukannya dariku. Lalu dia memegang kedua lenganku…
“Nara… aku mencintaimu dengan tulus… aku tahu selama ini kau tidak benar-benar menyukaiku. Aku selama ini selalu merasa bersalah karena telah menjadi orang yang sangat egois… aku memaksakan untuk terus bersamamu meskipun kau merasa tidak nyaman… maafkan aku untuk ke egoisanku. Aku tahu yang aku lakukan adalah hal yang salah, tapi aku juga terlalu mencintaimu… aku tidak bisa melepasmu… bahkan setelah setahun kita bersama, rasa cinta itu malah semakin membesar… aku semakin takut kehilanganmu… jadi aku memang menunggumu tersadar dengan sendirinya. Aku menunggu kau yang mengakhiri hubungan ini… walaupun aku akan sakit karena kehilanganmu… tapi aku akan bahagia karena bisa melihatmu tersenyum jika terbebas dariku… Nara… kau harus tahu, apapun yang terjadi, rasa cintaku tak akan pernah hilang padamu… aku akan terus menjadi Jimin yang bodoh untukmu, aku akan terus menjagamu, walapun kau bukan lagi kekasihku…. Terimakasih Nara, terimakasih telah memberikan satu tahun yang penuh kebahagiaan untukku… terimakasih chagiya”
Aku langsung memeluk Jimin…
Air mataku terus mengalir deras, membasahi kaos yang Jimin kenakan…
Aku merasa benar-benar sedih… bukankah selama ini aku tidak menyukai Jimin? Tapi kenapa? Kenapa aku malah menangis ketika ini semua berakhir?
Aku memeluk Jimin dengan erat… rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan ku dari Jimin…
Entah berapa lama aku menangis dipelukkan Jimin…
Ketika aku merasa lebih baik akupun melepaskan pelukkanku dari Jimin.
Kemudian Jimin menggenggam tanganku.
“Naraya… kau harus berjanji kepadaku, untuk tetap menjadi Nara yang aku kenal… Nara yang selalu tegar, Nara yang hangat walaupun dengan image dinginnya…kau harus berjanji itu padaku” Jimin tersenyum ke arahku.
 Entah mengapa… sekarang senyuman Jimin terlihat sangat manis bagiku.
“iya aku berjanji” ujarku terbata
Lalu Jiminpun menunjukan jari kelingkingnya padaku
Akupun membalasnya…
Aku berjanji pada Jimin untuk terus menjadi Jung Nara yang dingin di hadapannya.
Sinar mentari hari ini begitu cerah, walaupun udara dingin tetap merasuki tubuhku.
Hari ini aku berangkat ke sekolah… membawa sebuah kotak besar.
Kotak itu berisi semua hadiah yang pernah Kyungri berikan padaku.
Aku berniat mengembalikkannya kepada Kyungri.
Sesampainya di sekolah…
Aku langsung menuju kelas Kyungri.
Aku melihat Kyungri dari kejauhan, dia terduduk manis bersama sahabat-sahabatnya.
Aku melambaikan tangan berusaha agar Kyungri melihatku.
Kyungri berhasil melihatku dan berjalan ke arahku.
Aku mengajak Kyungri ke depan lab.biologi di samping kelas Kyungri
“Kyungriya… ini adalah semua hadiah yang telah kau berikan kepadaku. Aku ingin mengembalikannya kepadamu”
Kyungri tersenyum kepadaku
“sunbae tidak perlu mengembalikan ini semua” ujarnya
“tapi…”
“simpanlah sebagai kenang-kenangan dariku… kenang-kenangan dari seorang adik untuk kakanya”
Mendengar jawaban Kyungri aku langsung menjatuhkan kotak itu dan aku memeluk Kyungri dengan erat
“Maafkan aku Kyungri” ujarku dengan nada penuh sesal
“kau tidak perlu meminta maaf, kau sama sekali tidak salah” jawabnya
Lalu aku melepaskan pelukanku darinya
“aku sangat bodoh waktu itu… sekarang aku sudah sadar, bahwa tidak penting apapun status kita… aku akan terus menyayangimu sunbae… bukan sebagai kekasih, tapi sebagai kaka…”
“kau tidak perlu memenggilku sunbae… kau bisa memanggilku noona” ujarku
Kyungri memelukku…
Bel tanda masuk berbunyi…
Kyungri melepaskan pelukkannya. Dan ia berkata
“aku akan terus menjadi adikmu… aku akan terus menyayangi dan menjagamu” Kyungri tersenyum kepadaku
“aku juga akan berusaha menjadi noona yang baik untukmu” ujarku…
Lalu aku pergi meninggalkan Kyungri dengan kembali membawa kotak tadi, aku rasa aku memang harus menyimpan itu baik-baik.
Aku langsung menuju kelas dan memasuki kelas….
Kulihat Jimin sedang duduk dibangkuku di samping Yuri.
“Apa itu?” Tanya Yuri melihat kotak yang aku bawa
“bukan urusanmu” jawabku dingin
Kulihat Jimin tersenyum… aku tahu dia merasa bahagia karena aku bisa menepati janjiku untuknya… yaitu tetap menjadi Nara yang dingin.
“kau mau duduk?” Tanya Jimin
“menurutmu?” tanyaku
“hehehe…maaf maaf my ice princess” jawabnya terkekeh
“yak!!” bentakku…
Entah mengapa… aku membentaknya kali ini bukan karena aku kesal, tapi karena aku ingin melihatnya tersenyum karena aku berhasil menjadi “ice princess” untuknya.
(Play: Missing you like crazy by Taeyeon SNSD)

Langit begitu gelap… sepertinya hujan akan segera turun.
Entah mengapa perasaanku sangat tidak enak, apakah aku sakit? Aku tidak tahu… aku hanya ingin segera pulang ke rumah.
Jam pelajaran telah usai, aku langsung bergegas keluar kelas. Melangkahkan kaki dengan cepat. Berharap hujan tidak turun sebelum aku sampai rumah.
Aku sampai di depan gerbang… ini adalah jam pulang, jadi wajar disini sangat ramai.
Aku melangkahkan kaki berniat untuk menyebrang, tapi tiba-tiba sesorang memanggilku.
Ternyata itu adalah Kyungri… aku kira dia akan mengajaku pulang bersama, tapi ternyata Kyungri harus mengerjakan tugas di salah satu rumah temannya.
Aku pun berpamitan dengan Kyungri…
“Kyungriya, aku pulang duluan yah… “ ujarku
“iya noona…hati-hati, jaga dirimu baik-baik!” ujarnya seraya melambaikan tangan.

Ku lihat jalanan sepi, jadi aku menyebrang di zebra cross.
Tiba-tiba saja ada sebuah mobil melacu dengan kecepatan yang sangat tinggi tanpa kendali!
Di belakangnya terdapat beberapa mobil polisi yang sedang melaju kencang juga! Sepertinya polisi tengah mengejar mobil itu!
Mobil itu sudah berada di dekatku!!!
Tiba-tiba seseorang berteriak dari belakangku!!!
Kyungri berlari mendekatiku… Kemudian mendorongku menghindari mobil hingga aku terjatuh.
Kejadiannya terjadi begitu cepat!!!
Aku bahkan tidak sempat mendengar apapun selain teriakan dari orang banyak!
Aku terjatuh tersungkur di jalan dengan luka di kepalaku… kemudian…
Aku menoleh ke belakang…
Disitulah aku menjerit!!!!
Kyungri tertabrak mobil tadi!!!!!!!!!!
Kyungri tergeletak dijalan… dengan darah yang mengalir dari kepalanya…
Aku langsung berlari mendekati Kyungri yang sedang terkapar…
“Kyungriya!!!! Kyungriya Bangun!!!!!! Kyungriya!!!! “
Hanya hal itu yang terus aku ucapkan seraya terus menggenggam tangan Kyungri…
Kyungri tidak menjawabku…tidak ada jawaban darinya…
tangisku meledak! Aku terus menangis sejadi-jadinya!!!
Beberapa saat kemudian ambulance datang…
Membawa aku dan Kyungri kerumah sakit…
Di mobil aku masih tidak bisa menahan tangisku.
Kyungri tetap tidak menjawabku!!!
Yang ada difikiranku saat itu adalah keselamatan Kyungri!!!
Aku tidak menghiraukan darah yang terus mengalir dari kepalaku!
Aku hanya mau Kyungri bisa di selamatkan.
Sesampainya di rumah sakit, team dokter langsung membawa Kyungri ke ruang UGD.
Karena kehilangan banyak darah… akupun pingsan tidak sadarkan diri.
Entah berapa lama aku pingsan,
Ketika aku terbangun…. Disampingku sudah ada kakaku, Jimin, dan juga Yuri.
Hal pertama yang aku tanyakan adalah
“dimana Kyungri???? Apakah dia baik-baik saja???”
Mereka tidak menjawab
“Unnie…katakan padaku bahwa Kyungri baik-baik sajakan???!!!”
Unnieku hanya terdiam menundukan kepalanya
Tiba-tiba…
“Kyungri telah pergi” Jimin berkata seraya meneteskan air matanya
Aku berhenti berkata-kata.
Aku terasa tercekik mendengar pernyataan Jimin.
Aku gemetar!!!
Jimin pasti berbohong!!!
“Jimin katakana padaku kalau Kyungri masih baik-baik saja kan???” tanyaku dengan penuh emosi dan air mata
Jimin hanya menggelengkan kepaala diiringi dengan tetesan airmata
“Kyungri!!!!!!” entah apa yang aku rasakan. Aku seakan tidak sadarkan diri. Aku hanya berharap bahwa semua ini mimpi.
Aku langsung turun dari ranjang tempat tidur dan langsung berlari keluar. Unnieku, Jimin, dan Yuri juga ikut berlari mengejarku.
Aku langsung berlari kearah ruang UGD
Aku berlari secepat yang aku bisa, dengan bertelanjang kaki… aku bahkan tidak menghiraukan rasa sakitku.
Kulihat beberapa suster di depan ruang UGD.
“suster… apakah pasien Kyungri ada di dalam suster? Dia…dia adalah adikku suster! Katakan suster!!! Katakan padaku dimana dia sekarang!!!!” aku berteriak kepada suster-suster itu.
“Pasien Kang Kyungri tidak mampu bertahan nona, baru saja keluarga membawanya ke rumah duka” ujar salah satu suster
Deg…

(Play: Can you hear me by Taeyeon SNSD)

Tubuhku lemas… kaki ku tidak lagi mampu menopang tubuhku… aku terjatuh berlutut…
Tangisku seketika pecah!!!
Aku berteriak sekuat-kuatnya!!!
Aku berharap semuanya hanya mimpi!!!
Unnieku langsung memelukku dari belakang.
Dia mencoba untuk menenangkanku.
Karena begitu terpukul aku kembali tidak sadrkan diri.
Akhirnya aku terbangun… di sebuah ruangan di rumah sakit.
Sebuah perban melingkar dikepalaku.
Jimin lalu memberiku segelas air, dan aku langsung meminumnya.
Aku sebenarnya masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja terjadi!
Jimin dan Yuri berusaha menjelaskanku kenyataan ini.
Unnie terus menggenggam tanganku dan berusaha menguatkanku.
Air mataku tetap tak terbendung…
Perlahan-lahan aku berusaha mencoba menerima kenyataan ini…
Kenyataan bahwa Kyungri telah pergi
“Unnie…apa kau bisa mengantarku ke rumah duka?” pintaku
“tapi kondisimu”
“ku mohon…”
Lalu Unnie, Jimin, Yuri dan aku pergi menuju rumah duka.
Dirumah duka terlihat begitu ramai,
Karena Kyungri adalah orang yang amat baik, wajar saja banyak yang kehilangannya…
Aku melangkahkan kaki dengan penuh keraguan
Aku memasuki rumah duka…
Ku lihat sangat banyak karangan bunga di sana.
Di ruang tengah ku lihat…
Ku lihat di sana ada sebuah peti…. Sebuah…
Aku langsung mendekatinya…
Kaki ku lemas, tangisku pecah….
Ku lihat Kyungri tersenyum dalam keabadian…
Unnieku berusaha untuk menguatkan ku…

Aku tidak pantas hidup di dunia ini!!!
Kyungri meninggal karena menyelamatkan ku!!!
Seharusnya aku yang meninggal!!!!!
Di depan kedua orang tua Kyungri aku bersujud meminta maaf kepada mereka, aku menangis di hadapan mereka…
Kedua orang tua Kyungri berkata bahwa mereka telah ikhlas melepas Kyungri, Kyungri meninggal bukan karena aku, tapi karena Tuhan sangat menyayanginya… kedua orang tua Kyungri juga meminta agar aku kuat dan ikhlas seperti mereka… Ikhlas melepas kepergian Kyungri ke tanah keabadian.
Kyungri…
Maafkan aku… bahkan aku tidak bisa menjadi noona yang baik untukmu…
Maafkan aku karena aku belum bisa memberikan apa-apa untukmu…
Maafkan aku karena menjadi penyebab kepergianmu…
Maafkan aku…
Kyungri adalah orang yang sangat aku sayangi…
Kepergiannya merupakan pukulan berat bagiku…
Kyungri pergi meninggalkan semua kenangan yang kami lalui…
Kesal, Marah, Sedih, Bahagia… Pernah kami lalui bersama
Senyum dan tawanya tak akan pernah sirna dari ingatanku…
Semua naseihat dan perkataannya akan terus aku ingat…
Aku akan menjaga diriku baik-baik…. Sesuai pesan terakhirnya untukku
Kyungri…
Aku harap kau bahagia di sana…
Aku akan selalu menyayangimu…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Individu Dalam Organisasi

Review Buku “The Urban Design Process” (Hamid Shirvani)